Monday 28 April 2014

5 PRODUK CDI RACING FAVORIT PENDONGKRAK PERFORMA SATRIA FU STANDART

1. BRT (HYPERBAND DAN DUALBAND)


Tak bisa dipungkiri, inilah salah satu merk CDI racing yang paling populer di tanah air, tidak hanya di kalangan FU tapi juga di kalangan motor lain. Reputasi CDI BRT sudah dikenal luas bahkan sampai ke negeri seberang sana. Pilihan produk yang lengkap tersedia untuk semua jenis kebutuhan dan tipe motor menjadi salah satu keunggulannya. CDI ini juga dikenal bandel alias awet, mungkin karena insinyurnya, -pak Tommy Huang- telah membenamkan fitur Automatic Low Voltage Protection (ALVP) yang mampu melindungi CDI rancangannnya ini dari salah satu penyebab terbanyak kerusakan CDI; aki tekor.

Nah, diantara berbagai pilihan CDI BRT yang tersedia dipasaran, yang paling favorit diaplikasi di kalangan pengguna Satria FU adalah Tipe BRT Hyperband dan BRT Dualband (pada pengembangan terbaru dikenal sebagai BRT Powermax Series). Walau sudah sangat populer, namun dikalangan rider pemula yang sedang berburu cdi racing, seringkali ada saja yang masih belum mengerti, Apa sih bedanya tipe hyperband dan dualband ini?

BRT Hyperband

Begini saja, biar gak bingung, anggap saja Tipe Hyperband ini seperti halnya CDI standar anda, tapi tanpa limiter atau pembatas rpm. CDI Hyperband yang unlimiter ini diklaim mampu melayani putaran mesin hingga 20ribu RPM. Inilah mungkin kenapa disebut sebagai Hyperband, karena rentang rpm yang bisa dicapai oleh motor jadi lebih ‘hyper’, lebih lebar. Sehingga memungkinkan anda mengail puncak tenaga motor lebih tinggi dari biasanya. Dengan cdi ini,Satria FU pun bisa digeber sampai batas kemampuan rpm maksimalnya, gak lagi terhambat limiter cdi standar yang bikin brebet begitu menyentuh 11rb rpm. Pemasangannya pun simpel seperti halnya cdi standar, tinggal colok langsung bisa grengg. Tak perlu pencet pencet tombol atau otak atik pengapian lagi. Karena memang cdi ini hanya memiliki satu kurva pengapian saja didalam memorinya. Tapi walaupun cuma satu kurva, tentu saja kurva ini merupakan kurva pengapian yang sudah dioptimasi dan dikembangkan terlebih dahulu oleh tim riset para master cdi di markas Bintang Racing Team, Cibinong Bogor.



Lalu kalo BRT Dualband bagaimana?

Ya sesuai namanya, jika pada hyperband hanya menganut kurva pengapian tunggal, maka didalam memori cdi DUALband ditanamkan DUA jenis kurva pengapian berbeda. Dua kurva ini bisa diaktifkan atau dinonaktifkan bahkan ketika motor dalam kondisi jalan. Sebut saja kurva A dan kurva B, kedua kurva ini memiliki perbedaan dalam derajat timing pengapiannya sebanyak 2 derajat (2”). Jadi kurva B lebih advance 2” daripada kurva A.

Apa fungsinya dua kurva berbeda ini? tentu saja untuk menyesuaikan dengan kebutuhan penggunaan motor, dan juga spek setiap motor yang bisa berbeda. Terutama terkait dengan kompresi mesin, oktan bahan bakar, debit bahan bakar, cc, dan modifikasi sektor mesin lainnya.
Ada 4 jenis kurva pengapian yang dirancang BRT untuk CDI Dualband, yaitu Kurva Standar, Tune Up, Racing, dan Kompetisi. Keempat pilihan kurva ini dipasang-pasangkan dalam 3 tipe CDI Dualband yang berbeda untuk disesuaikan dengan spek dan kebutuhan mesin yaitu :
#Dualband Tipe ST (Standar/Tune Up) :
Kurva A adalah kurva Standard tanpa limiter (kurva yang dipakai di hyperband), kurva B adalah Kurva Tune Up dengan timing pengapian 2” lebih tinggi (advance) dari Standar.
Direkomendasikan untuk Mesin Standard dan Semi Tune Up, Bahan bakar Premium/Pertamax, Kompresi 9:1 s.d 10,5 : 1

#Dualband Tipe TR (Tune Up / Racing) :
Kurva A adalah kurva Tune Up, Kurva B adalah Kurva Racing dengan dengan timing pengapian 2” lebih tingi (advance) dari kurva tune up.
Direkomendasikan untuk Mesin Semi Tune Up dan Full Modifikasi, Bahan bakar Pertamax plus/bensol, Kompresi 10,5:1 s.d 13,8 : 1

#Dualband Tipe RK (Racing/Kompetisi) :
Kurva A adalah Kurva Racing, Kurva B adalah kurva Kompetisi dengan timing pengapian 2” lebih tinggi (advance) dari kurva Racing.
Direkomendasikan untuk Mesin Full Modifikasi / Race Only, Bahan bakar Bensol, Kompresi 12,3 :1 s.d 16 : 1

Bicara distribusi penjualan, tipe CDI ini baik BRT Hyperband maupun Dualband dapat ditemukan dengan mudah di berbagai toko speedshop baik offline maupun online. Soal harga memang kadang variatif, tapi tak jauh dari rentang harga Rp. 500 – 550 rb.
O iya, untuk CDI BRT ini tidak disarankan dipasangkan dengan koil racing aftermarket. Pabrikannya lebih menganjurkan dipasangkan dengan koil orisinil motor untuk mendapatkan performa terbaik dari CDI BRT ini.

2. REXTOR (TUNABLE DAN ADJUSTABLE)

Nama besar Rextor memang tak perlu diragukan lagi sebagai salah satu brand cdi papan atas di tanah air, dan terutama sangat terkenal dengan CDI programable-nya. Deretan CDI Programable kelas atas seperti Rextor Monster dan Rextor Pro Drag sudah sejak lama jadi andalan tim-tim balap motor baik diajang road race maupun drag bike. Toh, diluar deretan CDI programable nan canggih berharga jutaan ini, rextor juga menyediakan pilihan CDI racing non-programable untuk kategori kelas pemula alias Entry Level dengan harga yang lebih terjangkau. Jika dikelas ini BRT punya Hyperband dan Dualband, maka Rextor juga punya dua jagoan andalan sebagai tandingan, yaitu Rextor Tunable dan Rextor Adjustable, dua-duanya tersedia untuk Satria FU.

Rextor Tunable adalah versi paling ekonomis dari lini produk CDI Rextor dengan satu kurva pengapian atau single map yang sudah dioptimasi oleh tim riset Rextor dan konon sanggup melayani putaran mesin s.d 21.500 RPM. Kelebihan dari Rextor Tunable adalah karena disediakannya fitur 
 
PPA atau Pulse Position Adjuster.

Apa fungsi dari PPA ini?

Anda mungkin pernah mendengar tentang modifikasi timing pengapian secara manual yang suka ditempuh mekanik dengan cara modifikasi sensor pick up pulser yang berada di magnet motor dengan tujuan untuk menggeser timing pengapian.
Nah, fitur PPA di CDI rextor ini berfungsi sebagai pengatur posisi pulser namun dengan cara digital, jadi tak perlu lagi maen bubut tonjolan pick up pulser, cukup dengan memutar PPA ke kiri atau kekanan pakai obeng min. Secara otomatis semua timing atau kurva pengapian dari langsam sampai top timing akan bergeser maju atau mundur sesuai putaran PPA. Dengan fitur PPA pengatur posisi pulser ini, timing pengapian motor di semua RPM dapat digeser maju (advance) ataupun mundur (retard) sampai dengan max 4 derajat dari posisi standarnya. Mungkin itulah kenapa cdi ini disebut “Tuneable”, artinya bisa di “tuning” lagi untuk mencari kurva pengapian yang lebih pas sesuai kebutuhan mesin.

Lalu bagaimana dengan Rextor Adjustable? Apa bedanya dengan versi Tunable?

Simpelnya begini, versi Adjustable menawarkan opsi ‘tuning’ yang lebih luas dibanding versi Tunable. Karena selain dibekali fitur PPA, didalam memori CDI Rextor Adjustable ini juga telah dibenamkan 16 pilihan kurva pengapian berbeda hasil riset dari pabrikan Rextor, semuanya disimpan dalam satu unit CDI ini. Setiap pilihan kurva ini dapat diaktifkan dengan memutar tombol selector di badan CDI yang disebut MMS (Map Selector Switch).

Jika di BRT Dualband pilihan kurvanya dinamai dengan sebutan Standar/Tune Up/Racing/Kompetisi, maka di rextor adjustable ada 16 Kurva yang dilabeli dengan 10 angka dan 6 Huruf, yaitu Kurva 0 – 9 , dan kurva A – F.
Kurva 0 s.d 3 adalah variasi mapping pengapian CDI standar yang sudah dioptimasi oleh rextor sehingga punya karakter yang berbeda.
Map 0 : Maping cdi standar dengan karakter powerband (rentang tenaga) yang terbagi merata disetiap putaran mesin
Map 1: Maping cdi standar dengan karakter powerband (rentang tenaga) yang dioptimalkan di putaran 1000 – 6000rpm (putaran bawah)
Map 2 : Maping cdi standar dengan karakter powerband (rentang tenaga) dioptimalkan di putaran 4000 – 8000rpm (putaran tengah).
Map 3 : Maping cdi standar dengan karakter powerband (rentang tenaga) dioptimalkan di putaran 8000 – 13000rpm (putaran atas)

Sedangkan 12 Map sisanya adalah kurva pengapian khusus, hasil pengembangan tim riset rextor yang disiapkan untuk mesin yang sudah mendapat sentuhan modifikasi. Jika di BRT antara satu Map kurva dengan lainnya berbeda 2″ pengapian, kalau di Rextor adjustable setiap pilihan map (Map 4 – 9 dan Map A-F) memiliki perbedaan derajat timing advance 1” lebih maju. Timing advance paling tinggi ada di MAP F. Top timing diset di RPM 10.000, dan sanggup melayani geberan mesin sampe sampai 21.500rpm. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :



Dengan berbagai fiturnya ini, Rextor adjustable dibandrol di kisaran harga Rp.550.000,- sedangkan versi Tunable dilego lebih murah lagi, sekitar Rp. 380.000.

3. ANDRION XP (301MC Stage 02)

 
Sekitar 4 tahun lalu, merk CDI ini sempat booming sekali dikalangan FUers. Hadir dengan berbagai tingkatan produk, salah satu yang terlaris di kalangan FUers adalah tipe XP HP7; CDI entry level dengan single map fixed, dibandrol pada harga kisaran 500rb. Dilihat dari fiturnya, dulu XP HP7 adalah pembanding paling pas head to head dengan BRT Hyperband. Sayangnya entah kenapa, tipe HP7 ini sekarang sudah tidak diproduksi lagi.


Saat ini, tipe paling ekonomis yang tersedia untuk satria FU dari deretan lini produk CDI Andrion XP adalah tipe 301 MC Stage 02 yang dibandrol dengan harga 750rb. Dalam tingkatan produk Andrion XP, tipe ini sejatinya merupakan pengembangan lanjutan dari tipe cdi dibawahnya yaitu 301MC (yang juga sudah tak ada di pasaran), mungkin karena itu dibelakang namanya kemudian disematkan label Stage 02. Sehingga sering juga disebut sebagai XP 2 Power. Mungkin karena dispesifikasinya disebutkan bahwa cdi ini didesain dengan sistem Double Phase System alias dua tenaga penggerak (saya juga gak terlalu mudeng apa artinya, maklum awam bro hehe), yang jelas menurut pabrikannya; khasiatnya supaya sanggup menciptakan api yang tebal dan padat secara konstan sampai rpm tinggi.


Dengan ukuran cdi yang sedikit bongsor, 301 Stage MC 02 ini menjanjikan suplai pengapian stabil dan konstan 370 – 375 Volt yang diklaim sanggup melayani kitiran mesin hingga 40.000 RPM sekalipun. Walaupun merupakan jenis CDI Fixed alias satu kurva pengapian tetap, tapi cdi ini juga telah dilengkapi fitur Advancer System, berupa switch pengatur timing advance yang terletak di badan cdi. Cara kerjanya mirip dengan fitur PPA di rextor tuneable dan adjustable, timing pengapian dapat dimajukan atau dimundurkan secara manual dengan memutar switch pengatur menggunakan obeng min.

Workshop CDI XP yang dikomandani bro Andres ini bermarkas di Pondok Gede, Jakarta Timur.

4. CHEETAH POWER

Kehadiran CDI Cheetah Power di pasar CDI tanah air harus diakui merupakan sebuah terobosan baru yang membawa angin segar. Jika dulu cdi tipe programmable dikenal mahal dan hanya lumrah dipakai oleh motor motor balap saja, maka Cheetah Power membuat gebrakan dengan menelurkan beragam pilihan CDI programmable tapi dengan harga yang terjangkau dan mudah diaplikasikan di motor-motor harian. Dari mulai kelas termurah dibawah 500rb sampai harga jutaan pun tersedia, dan asyiknya: semuanya full programmable. Didalam paket pembelian CDI ini sudah komplit disertakan kabel USB penghubung CDI ke laptop/pc serta Compact Disc (CD) yang berisi software dan pdf petunjuk penggunaan. Bahkan didalam cd juga dilengkapi dengan beberapa contoh mapping hasil riset Cheetah Power untuk berbagai tipe motor yang bisa langsung dipakai ataupun dimodifikasi lagi.


Memilik rentang harganya, tipe cdi cheetah power yang dapat dikategorikan entry level (berdasarkan harga, bukan fitur) ada 3 tipe yaitu tipe CP New Classic, CP New Amateur, dan CP Pro Mini. Tipe New Classic dibandrol 425rb saat ini, Amateur dihargai 570rb, dan Pro Mini 770rb.

Apa perbedaan ketiga tipe CDI CP ini?

Secara garis besar, perbedaan utamanya terletak di output energy dan kapasitas memori setiap cdi (jumlah map/kurva yang dapat disimpan di dalam cdi). CP New Classic memiliki dua pilihan map yang dapat dipakai untuk menyimpan dua mapping kurva pengapian, CP Amateur memiliki 3 pilihan map, sedangkan CP Pro Mini dibekali 10 map. Pengaktifannya sama seperti halnya tombol switch pengatur kurva di BRT dualband, di CP menggunakan ‘map selector’ yang dapat diaktifkan untuk memilih map dalam kondisi motor mati ataupun hidup. Fitur unggulan lain yang ditanamkan diketiga tipe CDI CP ini adalah adanya pilihan tipe lentikan busi, mau Single Spark atau Multispark. Kalau saya tidak salah tafsir, multispark ini artinya adalah kemampuan memantik percikan api busi secara berantai atau berturut-turut (lebih dari sekali dalam tempo singkat). Tujuannya supaya proses pembakaran lebih optimal, karena api busi mampu bertahan lebih lama untuk membakar tuntas setiap molekul mixture bbm yang ada diruang bakar.

Programmable gak plug n play?

Banyak rider merasa keder duluan kalau mendengar istilah ‘cdi programmable’. Alasannya takut ribet, gak plug n play. Anggapan yang salah, karena sebenarnya cdi programmable pun Plug n Play, tinggal colok, bisa langsung gaspol. Bosen ya tinggal copot. Contohnya seperti cheetah power ini, dari pabriknya sudah dibekali mapping timing pengapian hasil riset cheetah power yang bisa langsung dipakai di motor. Yang membedakan adalah ketika CDI ini sudah ada ditangan, si pemakai memiliki opsi alias ‘kebebasan’ untuk memodifikasi lagi kurva pengapian didalam cdi jika merasa kurang cocok dengan kurva bawaannya. Modifikasi ini bisa berupa ubahan timing sebagian (hanya di rentang RPM yang dirasa kurang, misalnya edit timing di putaran tengah saja) ataupun merombak total keseluruhan kurva (menyusun ulang dari awal). Tapi jika si pengguna ternyata sudah merasa puas dengan timing pengapian bawaan cdi nya, ya sudah, tak perlu lagi diotak-atik, tak mesti colok-colok ke laptop lagi.


Bagaimana cara setting cdinya?

#Buat rider yang baru pertama kali menyusun kurva pengapian, metode pemograman cdi cheetah power ini juga cukup mudah untuk dipelajari dan dipraktekan. Baca buku petunjuknya, install softwarenya di laptop/pc, selanjutnya kita hanya perlu mengisi nilai-nilai derajat pengapian disetiap rentang RPM yang tersedia. Susunan derajat pengapian yang kita masukkan di tabel juga langsung divisualisasikan dalam bentuk grafik kurva sehingga mudah dibaca. Kurva pengapian yang sudah ‘jadi’ bisa langsung kita transfer ke memori CDI ataupun disave dulu di hard disk komputer. Ada banyak contoh kurva yang dapat dijadikan patokan awal untuk riset sendiri.

#Untuk menyusun kurva pengapian CDI Cheetah Power, timing pengapian dapat disusun berjenjang setiap 50 RPM dengan nilai derajat kenaikan/penurunan timing 0,25″. Jadi misalnya di RPM 2000 timing pengapian diset 15”, maka kita bisa lanjut mulai RPM 2050 dengan timing 15,25”, RPM 2100 timing 15,50”, RPM 2150 timing 15,75” dst. Kalau dihitung, total ada 489 step dari mulai RPM 600 s/d RPM 25000. Sangat rapat dan detail, sehingga setiap perubahan timing di setiap rpm terasa lebih halus dimesin.

#Jika merasa repot menyusun timing satu persatu per RPM, bisa juga menggeser keseluruhan kurva dengan hanya merubah angka “Angle” posisi pulser saja. Dengan cara merubah nilai Angle pulser ini, otomatis semua timing dari rpm 600 s.d 25rb akan ikut bergeser juga. Di CDI Cheetah power, kita juga bebas menset limiter di batas RPM berapapun sesuai keinginan kita. Misalnya limiter ingin diset di RPM 13.500 untuk antisipasi jangan sampai mesin jebol karena ketinggian RPM, maka kita cukup mengisikan angka timing 0 dari mulai rpm 13.500 keatas, dijamin motor brebet begitu menyentuh rpm 13.500.  


Kebetulan, CDI cheetah power ini merupakan cdi racing pertama yang saya gunakan di satria FU saya. Waktu itu tipe yang saya pakai disebut CP300v, saya tebus dengan harga 300rb rupiah saja. Dulu kalau mau nyetingnya cukup repot karena memakai keypad /remote. Setelah sempat berganti CDI, sekarang pun saya kembali memakai cheetah power namun tipenya classic versi lama, sehingga fitur-fiturnya tidak selengkap versi New Classic yang sekarang.

Workshop CDI Cheetah power ini dikomandani bro Rudi dan bermarkas di daerah Muara Karang, Jakarta Utara.

5. PREDATOR

 
Dibandingkan nama-nama CDI racing yang sudah disebutkan diatas, CDI Predator ini terhitung paling muda alias new comer. Walau tergolong pendatang baru, tapi gebrakannya tak bisa dianggap remeh lho pemirsa. Beberapa teman FUers yang saya kenal sudah banyak yang mencicipi citarasa CDI Racing made in kota gudeg Jogjakarta ini di Satria FU kesayangan mereka. Konon katanya, keunggulan utama CDI predator ini adala kemampuannya memproduksi api gede 320volt 480mC dan mempertahankan kekuatan api besar ini konstan sampai ke puncak RPM mesin. Kekuatan api ini adalah hasil dari teknologi risetan Predator yang disebut High Power Auto Release Discharge System (HARDS). Mengandalkan teknologi ini, api besar sanggup bertahan sampai putaran tinggi tapi suhu CDI bisa dijaga tetap dingin.

 
Dilihat dari fiturnya, pembanding paling pas untuk CDI predator ini adalah Rextor Adjustable dan BRT Dualband. Karena Predator ini juga bertipe Fixed CDI, namun telah dipersenjatai dengan 8 pilihan mapping kurva pengapian yang bisa dipilih dengan memutar switch pengatur di badan cdi. Setiap map yang ditanamkan di CDI ini merupakan kurva pengapian hasil riset tim Predator pada FU standar dengan pengujian output power diatas mesin dynotest. Untuk limiter tetap dipasang dari sananya supaya gak kebablasan, tapi batas limiternya diset jauh lebih tinggi dari standar yaitu di 14.500 RPM. CDI predator ini juga tidak alergi dengan koil tertentu, jadi tetap optimal kalau dipasangkan dengan semua jenis koil, baik koil orisinil maupun koil racing/aftermarket. Juga tak perlu khawatir cdi rusak akibat aki tekor karena CDI predator juga telah dilengkapi dengan fitur Under Voltage Lockout Circuit (UVLO).

Ada yang menarik dari pilihan kurva pengapian yang ditanamkan di CDI predator. Menurut Mas Joe, sang penemu CDI predator ini, para pengguna predator tak perlu khawatir knocking/ngelitik walau motornya pakai bensin premium yang beroktan rendah, karena 8 mapping pengapian cdi predator ini telah diriset dengan acuan bahan bakar premium. Hmm..pantas saja kalau diperhatikan di gravik kurva predator dibawah ini, top timing nya diset tak lebih dari 35 derajat sebelum TMA. Perbedaan derajat top timing dari kurva 0 – 7 pun tak lebih dari 2″ dan tidak linear kenaikannya. Hanya pola penataan kurvanya dibuat bervariasi supaya karakternya beda-beda setiap kurva.

Berikut ini mapping kurva pengapian CDI predator untuk Satria FU:

Soal harga, CDI Predator juga sangat kompetitif. Untuk Satria FU, cdi mungil ini bisa ditebus dengan harga 450rb saja. Distribusi penjualannya memang masih terbatas, hanya ada di reseller reseller tertentu
 
Pemirsa, itulah tadi profil 5 CDI Racing yang banyak dipercaya oleh rider Satria FU harian untuk mendongkrak performa FU nya. Tentu saja daftar ini tidaklah lengkap, masih banyak cdi-cdi lain dengan harga yang lebih mahal namun toh tetap diburu para FUers. Sebut saja misalnya, CDI DBS, CMS, Shindengen E7, LEK Stage 2, BRT I-Imax, Rextor Programable, Andrion XP LE 4 Power dan 6 power, dll.

Diluar daftar yang sudah diulas atas, sebetulnya ada 3 lagi CDI yang menurut saya pantas dipertimbangkan karena harganya juga terjangkau. Ketiga CDI itu adalah CDI Kawahara, CDI Varro, dan CDI Denso Thailand. CDI kawahara fiturnya mirip dengan Predator atau Rextor Adustable, diengkapi 3 pilihan map + pengatur pulser. Harganya pun sama sekitar 500rb. Sedangkan CDI Varro dan CDI Denso Thailand adalah dua CDI yang sama-sama menganut mapping CDI standar tapi sudah Unlimiter. Walo kurvanya standar, tapi tetap mampu mendongkrak tarikan motor lebih mantap dan nafas lebih panjang. CDI varro dibandrol sekitar 250rb, sedangkan CDI Denso Thailand dijual dikisaran harga 350rb saja.

Mana diantara sekian CDI ini yang terbaik?

Semuanya Terbaik, dan kita patut berbangga hati karena semua CDI diatas adalah hasil kreasi anak negeri, ciptaan putera indonesia.
Semuanya memiliki fitur dan keunggulan masing-masing. Senang otak- atik pengapian? silahkan pilih cdi yang multimap (adjustable atau programmable). Mau yang praktis praktis, pilih yang single map juga gak masalah selama cocok dengan kebutuhan motor. Jika anda ragu, saya sarankan coba dulu meminjam CDI racing milik teman, pasang di motor anda, rasakan sendiri. Cocok beli, kurang cocok coba cari tester lagi merk lain. Jangan segan join dengan komunitas sesama FUers, supaya banyak referensi, dan banyak bahan pinjaman bwt tester, hehehe.

Kajian Geologi Cekungan Pati, Potensi Hidrokarbon dan Evolusi Struktur Geologi Laut Jawa

1. Geologi Cekungan Pati
Secara geologi cekungan-cekungan yang terdapat di Laut Jawa tersebut mempunyai sejarah tektonik dan tipe-tipe yang berbeda. Cekungan Billiton dan Pembuang mempunyai tipe intra kraton (intracratonic basin); Cekungan Barito dan Asem Asem mempunyai tipe depan daratan (foreland basin) dan Cekungan Sunda, Utara Jawa Barat, Utara Jawa Timur, Laut Jawa Bagian Timur Laut dan Pati mempunyai tipe belakang busur (back arc basin) (Koesoemadinata, 1980). Keberadaan cekungan-cekungan tersebut dikontrol oleh kegiatan tektonik Paleogen yang menghasilkan morfologi graben pada batuan dasar (basement rock) sebagai dasar suatu cekungan. Berdasarkan evolusi tektonik di perairan Laut Jawa memperlihatkan adanya perkembangan yang didahului oleh proses pembentukan graben pada Paleosen – Oligosen yang dicirikan oleh sesar-sesar normal membentuk daerah pemekaran (extensional zone) (Suprijadi, 1992; Directorate General of Oil and Gas, 2007). Proses-proses tersebut menjadikan cekungan di Laut Jawa lebih terbuka sebagai daerah tangkapan sedimen yang tebal dan memungkinkan terbentuknya sistem perangkapan stratigrafi yang prospek mengandung hidrokarbon (Koesoemadinata, 1980).
jadi secara tidak langsung daerah utara jawa punya daerah yang mumpuni untuk menjadi perangkap yang baik adanya hidrokarbon, nah kalo Cekungan PATI, Bagaimana???
Keberadaan tinggian Karimunjawa (Karimunjawa High) di bagian barat dan tinggian Bawean (Bawean High) di bagian timur sebagai pembatas Cekungan Pati, telah merubah pandangan tentang pembentukan dan batas-batas suatu cekungan. Kedua tinggian tersebut merupakan produk dari tektonik Plio-Plistosen yang ditunjukkan oleh umur batuan vulkanik di P. Bawean adalah 0,8 – 0,3 juta tahun (Darman and Sidi, 2000). Fenomena menarik lainnya adalah keberaadan batuan vulkanik berumur Plistosen di P. Bawean tersebut terbentuk pada batuan dasar yang sudah sangat stabil. Batuan vulkanik biasanya muncul pada daerah volcanic arc yang labil seperti di bagian tengah P. Sumatera dan P. Jawa.
Kedua tinggian tersebut telah merubah konfigurasi Cekungan Utara Jawa Timur sebagai produk tektonik Paleogen. Munculnya tinggian Bawean sebagai produk tektonik Plio-Plistosen menyebabkan Cekungan Utara Jawa Timur terbelah menjadi dua; di bagian barat membentuk Cekungan Pati dan bagian timur membentuk Cekungan Laut Jawa Bagian Timur Laut. Dengan demikian keberadaan tektonik Plio-Plistosen dapat pula menjadi dasar dalam penetapan suatu cekungan baru. Hasil survei magnet di Cekungan Pati diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai konfigurasi morfologi dan evolusi tektonik Cekungan Pati.
2.  Evolusi Struktur Geologi Laut Jawa
Pembentukan struktur dan konfigurasi cekungan di Laut Jawa bagian selatan dikontrol oleh kerangka morfotektonik regional berdasarkan perkembangan dan evolusi dari waktu ke waktu. Berdasarkan evolusi tektonik tersebut, di Laut Jawa dipengaruhi oleh tiga perioda tektonik, yaitu pemekaran dan pemisahan pada Paleogen hingga Miosen Awal (extensional rifting Paleogene); tekanan dan perputaran pada Miosen Tengah hingga Miosen Akhir (compressional wrenching Neogene); dan pembentukan sesar naik dan perlipatan pada Plio-Plistosen (compressional thrust-folding Plio-Pleistocene) (Suprijadi, 1992). Proses ini kemudian menghasilkan tiga arah struktur dan pola cekungan di Laut Jawa, yaitu: Pola Sunda berah utara – selatan (N-S), Pola Jawa berarah barat – timur (W-E) dan Pola Meratus berarah barat daya – timur laut (SW – NE) (Pulunggono dan Martodjojo, 1994).
Periode Extensional Rifting Paleogene merupakan periode tektonik regangan (tarikan) dan merupakan periode pembentukan cekungan-cekungan dengan tipe graben dan setengah graben (half graben). Periode ini kemudian dikenal sebagai masa terbentuknya dasar cekungan Pra-Tersier di Laut Jawa yang kemudian prospek mengandung hidrokarbon. Periode Compressional Wrenching Neogene merupakan periode yang membentuk wrench fault akibat gaya kompresi, sehingga pada periode ini terbentuk sesar-sesar turun, sesar mengiri dan struktur antiklin. Sedangkan periode Compressional Thrust-Folding Plio-Pleistocene merupakan periode tektonik yang membentuk lipatan serta sesar-sesar naik yang berarah barat – timur dan barat daya – timur laut, sementara pembentukan wrench fault yang sudah dimulai sejak Neogen berlanjut sampai Plistosen.
Evolusi tektonik di Laut Jawa bagian selatan tersebut ikut mempengaruhi pembentukan sedimen dan perangkap stratigrafinya. Sejak Paleosen hingga Eosen dan berlanjut hingga Miosen Awal terjadi regangan (extensional faulting) yang membentuk graben dan setengah graben di daerah back arc basin terutama di Laut Jawa bagian selatan, dan diikuti oleh proses sedimentasi. Regangan ini menyebabkan sedimen mengisi cekungan membentuk lapisan yang tebal. Selanjutnya mulai Oligosen hingga Miosen Awal, dasar cekungan telah terisi oleh sedimen dengan perselingan beberapa satuan/formasi batuan yang terjadi berulang-ulang (Directorate General of Oil and Gas, 2007). Pada masa ini, kegiatan regangan masih menerus hingga ke Miosen Awal bagian atas.
Kegiatan regangan terhenti dan diikuti proses perlipatan mulai Miosen Tengah – Miosen Akhir. Selanjutnya pada Plio-Plistosen merupakan masa terjadinya perlipatan yang membentuk sistem perangkap stratigrafi dan perangkapan hidrokarbon. Perkembangan ini juga ditunjukkan oleh perkembangan tektonik di utara Jawa Timur terdapat tiga elemen utama, yaitu Northern Platform, Central High dan Southern Basin (Pertamina, 1996). Masing-masing elemen tektonik tersebut terdapat perubahan-perubahan pada batuan dasarnya dari arah utara ke selatan.
Berdasarkan sejarah tektoniknya, Northern Platform sebagian besar merupakan sisa dari Suturing berumur Kapur selama amalgamsi bagian tenggara dari Paparan Sunda. Platform ini dikategorikan sebagai Pre-Tertiary Structural Grain dan selama Eosen, Oligosen dan Miosen Awal menjadi tempat pengendapan karbonat terumbu karang  yang baik, dan pada akhir Tersier sebagai tempat pengendapan fasies karbonat paparan laut dangkal. Cenral High dikategorikan sebagai Tertiary Structural Grain yang masih terpengaruh oleh Pre-Tertiary Structural Grain (Pertamina, 1996). Propinsi struktural ini merupakan suatu daerah terangkat, kemungkinan terbentuk selama pensesaran regangan (extensional faulting) dari Eosen – Oligisen Akhir, dan diikuti oleh periode inversi dari Miosen Awal hingga Resen. Central High merupakan propinsi struktural yang memanjang barat – timur mulai utara Rembang, utara Madura hingga selatan Kangean dengan lebar 30 – 40 km dan terjepit di antara Northern Platform di utara dan Southern Basin di selatan.
3. Potensi Hidrokarbon
Daerah tinggian terdapat di sebelah barat dan timur daerah penelitian yang merupakan daerah Tinggian Karimunjawa (Karimunjawa High) dan Tinggian Bawean (Bawean High).
Kehadiran dua tinggian berumur Plistosen pada penelitian ini memberikan gambaran bahwa tektonik Plistosen dapat merubah konfigurasi cekungan yang besar dan berumur lebih tua (Pra-Tersier) dan membentuk cekungan yang lebih kecil seperti Cekungan Pati. Keberadaan Tinggian Bawean menjadi bukti pembentukan Cekungan Pati dan terpisah dari Cekungan Utara Jawa Timur; di bagian barat dibatasi oleh Tinggian Karimunjawa.
Adanya perioda tektonik dan pola struktur Jawa dan Laut Jawa sejak Pra-Tersier sampai Plistosen memberikan arahan bagi kegiatan eksplorasi hidrokarbon, terutama untuk mendapatkan pola struktur antiklin, pusat-pusat cekungan (depo centre) dan perangkap stratigrafi. Di samping itu pemahaman terhadap tektonik Plistosen akan memberikan arahan tentang batas-batas suatu cekungan.

Geologi Regional Pegunungan Kulon Progo

Stratigrafi Regional Pegunungan Kulon Progo 
Berdasarkan stratigrafi regional rangkaian Pegunungan Kulon Progo, dimulai dari yang paling tua sampai yang paling muda. Menurut Van Bemmelen adalah sebagai berikut :
1.    Formasi Nanggulan
Formasi Nanggulan menempati daerah dengan morfologi perbukitan bergelombang rendah hingga menengah dengan tersebar merata di daerah Nanggulan (bagian timur Pegunungan Kulon Progo). Secara setempat formasi ini juga dijumpai di daerah Sermo, Gandul, dan Kokap yang berupa lensa-lensa atau blok xenolit dalam batuan beku andesit.
Formasi Nanggulan mempunyai tipe lokasi di daerah Kalisongo, Nanggulan. Van Bemmelen menjelaskan bahwa formasi ini merupakan batuan tertua di Pegunungan Kulon Progo dengan lingkungan pengendapannya adalah litoral pada fase genang laut. Litologi penyusunnya terdiri-dari batupasir dengan sisipan lignit, napal pasiran, batulempung dengan konkresi limonit, sisipan napal dan batugamping, batupasir, tuf kaya akan foraminifera dan moluska, diperkirakan ketebalannya 350 m. Wilayah tipe formasi ini tersusun oleh endapan laut dangkal, batupasir, serpih, dan perselingan napal dan lignit. Berdasarkan atas studi Foraminifera planktonik, maka Formasi Nanggulan ini mempunyai kisaran umur antara Eosen Tengah sampai Oligosen.
Formasi ini tersingkap di bagian timur Kulon Progo, di daerah Sungai Progo dan Sungai Puru. Formasi ini terbagi menjadi 3, yaitu :
a.    Axinea Beds
Axinea beds, yaitu formasi yang terletak paling bawah dengan ketebalan 40 meter, merupakan tipe endapan laut dangkal yang terdiri-dari batupasir, serpih dengan perselingan napal dan lignit yang semuanya berfasies litoral. Axinea beds ini banyak mengandung fosil Pelecypoda.
b.    Yogyakarta Beds
Yogyakarta beds, yaitu formasi yang terendapkan secara selaras di atas Axinea beds dengan ketebalan 60 meter. Formasi ini terdiri-dari napal pasiran berselang-seling dengan batupasir dan batulempung yang mengandung Nummulites djogjakartae.
c.    Discocyclina Beds
Discocyclina Beds, yaitu formasi yang diendapkan secara selaras di atas Yogyakarta beds dengan ketebalan 200 meter. Formasi ini terdiri-dari napal dan batugamping berselingan dengan batupasir dan serpih. Semakin ke atas bagian ini berkembang kandungan Foraminifera planktonik yang melimpah (Suryanto dan Roskamil, 1975)
2.    Formasi Andesit Tua
Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Nanggulan. Litologinya berupa breksi volkanik dengan fragmen andesit, lapilli tuf, tuf, lapili breksi, sisipan aliran lava andesit, aglomerat, serta batupasir volkanik yang tersingkap di daerah Kulon Progo.
Formasi ini tersingkap baik di bagian tengah, utara, dan barat daya daerah Kulon Progo yang membentuk morfologi pegunungan bergelombang sedang hingga terjal. Ketebalan formasi ini kira-kira mencapai 600 m. Berdasarkan fosil Foraminifera planktonik yang dijumpai dalam napal dapat ditentukan umur Formasi Andesit Tua yaitu Oligosen Atas.
3.    Formasi Jonggrangan
Di atas Formasi Andesit Tua diendapkan Formasi Jonggrangan secara tidak selaras. Formasi ini secara umum, bagian bawah terdiri-dari konglomerat, napal tufan, dan batupasir gampingan dengan kandungan moluska serta batulempung dengan sisipan lignit. Di bagian atas, komposisi formasi ini berupa batugamping berlapis dan batugamping koral. Morfologi yang terbentuk dari batuan penyusun formasi ini berupa pegunungan dan perbukitan kerucut dan tersebar di bagian utara Pegunungan Kulon Progo. Ketebalan batuan penyusun formasi ini 250 -400 meter dan berumur Miosen Bawah – Miosen Tengah.
Formasi ini dianggap berumur Miosen Bawah dan di bagian bawah berjemari-jemari dengan bagian bawah Formasi Sentolo (Pringgo Praworo, 1968:7).
4.    Formasi Sentolo
Di atas Formasi Andesit Tua, selain Formasi Jonggrangan, diendapkan juga secara tidak selaras Formasi Sentolo. Hubungan Formasi Sentolo dengan Formasi Jonggrangan adalah menjari. Foramasi Sentolo terdiri-dari batugamping dan batupasir napalan. Bagian bawah terdiri-dari konglomerat yang ditumpuki oleh napal tufan dengan sisipan tuf kaca. Batuan ini ke arah atas berangsur-angsur berubah menjadi batugamping berlapis bagus yang kaya akan Foraminifera. Ketebalan formasi ini sekitar 950 m.
5.    Endapan Aluvial dan Gugus Pasir
Endapan Aluvial ini terdiri-dari kerakal, pasir, lanau, dan lempung sepanjang sungai yang besar dan dataran pantai. Aluvial sungai berdampingan dengan aluvial rombakan batuan vuokanik. Gugus Pasir sepanjang pantai telah dipelajari sebagai sumber besi.
Geomorfologi Regional Pegunungan Kulon Progo
Menurut Van Bemmelen (1949, hlm. 596), Pegunungan Kulon Progo dilukiskan sebagai dome besar dengan bagian puncak datar dan sayap-sayap curam, dikenal sebagai “Oblong Dome”. Dome ini mempunyai arah utara timur laut – selatan barat daya dan diameter pendek 15 – 20 km dengan arah barat laut – timur tenggara.
 Sketsa Fisiografi Jawa
Gambar 1.
Sketsa Fisografi Jawa (Van Bemmmelen, 1949) dan Citraan Landsat (SRTM NASA, 2004).
Di bagian utara dan timur, komplek pegunungan ini dibatasi oleh Lembah Progo, di bagian selatan dan barat dibatasi oleh dataran pantai Jawa Tengah. Sedangkan di bagian barat laut pegunungan ini berhubungan dengan deretan Pegunungan Serayu.
Inti dari dome ini terdiri-dari 3 gunung api andesit tua yang sekarang telah tererosi cukup dalam, sehingga di beberapa bagian bekas dapur magmanya telah tersingkap. Gunung Gajah yang terletak di bagian tengah dome tersebut, merupakan gunungapi tertua yang menghasilkan andesit hiperstein augit basaltik. Gunungapi yang kemudian terbentuk yaitu Gunungapi Ijo yang terletak di bagian selatan. Kegiatan Gunungapi Ijo ini menghasilkan andesit piroksen basaltik, kemudian andesit augit hornblende, sedang pada tahap terakhir adalah intrusi dasit pada bagian inti. Setelah kegiatan Gunung Gajah berhenti dan mengalami denudasi, di bagian utara mulai terbentuk Gunung Menoreh, yang merupakan gunung terakhir pada komplek Pegunungan Kulon Progo. Kegiatan Gunung Menoreh mula-mula menghasilkan andesit augit hornblende, kemudian menghasilkan dasit dan yang terakhir yaitu andesit.
Dome Kulon Progo ini mempunyai puncak yang datar. Bagian puncak yang datar ini dikenal sebagai “Jonggrangan Platoe“ yang tertutup oleh batugamping koral dan napal dengan memberikan kenampakan topografi karst. Topografi ini dijumpai di sekitar Desa Jonggrangan, sehingga litologi di daerah tersebut dikenal sebagai Formasi Jonggrangan.
Pannekoek (1939), vide (Van Bammelen, 1949, hlm. 601) mengatakan bahwa sisi utara dari Pegunungan Kulon Progo tersebut telah terpotong oleh gawir-gawir sehingga di bagian ini banyak yang hancur, yang akhirnya tertimbun di bawah aluvial Magelang.

Struktur Geologi Regional Kulon Progo
Seperti yang sudah dibahas pada geomorfologi regional, Pegunungan Kulon Progo oleh Van Bemmelen (1949, hlm. 596) dilukiskan sebagai kubah besar memanjang ke arah barat daya – timur laut sepanjang 32 km, dan melebar ke arah tenggara – barat laut selebar 15 – 20 km. Pada kaki-kaki pegunungan di sekeliling kubah tersebut banyak dijumpai sesar-sesar yang membentuk pola radial.
 Dome Kulon Progo
Gambar 2.
Skema blok diagram dome Pegunungan Kulon Progo yang digambarkan Van Bemmelen (1945, hlm. 596).
Pada kaki selatan Gunung Menoreh dijumpai adanya sinklinal dan sebuah sesar dengan arah barat – timur yang memisahkan Gunung Menoreh dengan Gunung Ijo serta pada sekitar zona sesar.

Charles Darwin atau Charles Robert Darwin

Teori evoulusi yang  sangat  terkenal  membuat nama  Charles Darwin seorang naturalis dari Inggris banyak dikenal orang di seluruh pelosok dunia, iya, karena dia yang menciptakan  teori itu dan dia telah membuktikan  bahwa semua  makhluk hidup yang ada di dunia ini termasuk tumbuhan, hewan, juga manusia yang telah berevolusi secara teratur dan terus menerus  dan berubah sampai sekarang merupakan keturunan  nenek moyang bersama yang hidup pada jutaan tahun lalu.

Charles Darwin yang memiliki nama lengkap Charles Robert Darwin lahir pada tanggal 12 februari 1809 di Shrewsburry, Inggris. Di usianya yang masih kanak-kanak, dia sangat tertarik mempelajari dan mengumpulkan serangga dan mineral. 

Saat dia berusia 16 tahun, Darwin bersekolah di Universitas Edinburg untuk belajar obat-obatan, namun pada akhirnya ia tidak tertarik dengan dunia obat-obatan tersebut. Setelah itu dia melanjutkan sekolahnya ke Universitas Cambridge untuk belajar teologi.
Di universitas yang sangat terkenal itu ia berteman baik dengan seorang profesor botani dan geologi.
Pada tahun 1831, sebuah ekspedisi ilmiah dilepas untuk berkeliling dunia dengan kapal HMBS Beagle dengan seorang kapten kapal yang bernama Fitz Roy.  Sebagai seorang naturalis diperlukan dalam ekspedisi ini, Nama Darwin direkomendasikan oleh kedua temannya.
Charles Darwin, Charles Robert Darwin, Biografi

Pada akhirnya Darwin pun turut serta dalam perjalanan selam 5 tahun sambil mengumpulkan tulang-tulang dari binatang yang telah punah dan bagian dari tanaman, pada waktu itu juga Darwin meneliti hutan hujan yang berada di daerah Brazil.

Ia menemukan fosil binatang raksasa Megatherium di dekat Bahia Blanca. Iguana laut yang aneh, kura-kura, dan burung finches sempat membuat Darwin bingung , hal ini disebabkan kesamaan dan perbedaannya dengan binatang yang serupa dipulau yang terpisah.
Pada waktu yang sama pula, seorang naturalis lainnya yang bernama Alfred Russel Wallace, ia juga sama menarik kesimpulan yang serupa tentang evolusi. 
Pada tahun 1858, Darwin dan Wallace menerbitkan tulisan ilmiah bersama pada tahun 1859, dan sebuah buku karya Charles Darwin yang terkenal, The origin of spesies by natural Selection diterbitkan. Edisi buku pertama buku ini terjual habis pada hari dimana buku ini dipublikasikan.

Pada tahun 1868, buku yang kedua karya  Charles Darwin, yang berjudul , The variation of Animals and Plants Under  Domestication, terbit.  Buku-buku lainnya yang terkenal karya Charles Darwin adalah Insectivorus Plants, The Power of Movement in Plants and  Descent of Man.

Charles Darwin tutup usia dalam umur 74 tahun, pada tanggal 19 april 1882, Darwin dikebumikan di Westminster abbey berdekatan dengan makam Issac  Newton.

Sunday 27 April 2014

Cara Menambah Pengikut Facebook Menjadi Banyak

 Cara Menambah Pengikut Facebook Menjadi Banyak - Cara memperbanyak pelanggan facebook atau yang biasa disebut Auto subcribe adalah cara dimana facebook kita jadi banyak yang berlangganan. Maksud dari berlangganan itu sendiri yaitu tanpa kita berteman dengan orang tersebut, orang yang berlangganan bisa melihat status kita bahkan juga bisa like dan komentar. Nah bagaimana cara agar followers facebook menjadu banyak ?

1. Buka facebook kalian terlebih dahulu. Kalo sudah masuk silahkan klik disini
2. Langsung klik ikuti , kemudian lanjutkan ke petunjuk berikutnya
3. Masuk ke situs Add me fast
4. Kalo udah silahkan Klik Try For Free Now




5. Isi semua daftar yang diperintahkan,kalo udah Klik Sign up




6. Terus cek email anda yang tadi di daftarkan
7. Nanti ada pesan masuk terus warga cyiberart klik link pada pesan tersebut




8. Terus nanti kita akan kembali menuju ke situs ad me fast
9. Silahkan untuk login
10. Setelah itu klik add Sites/Page



11.Kalo udah silahkan isi pada daftar tersebut.
  • Type : Facebook Subscribe (buat yg mau nambah pelanggan facebook)
  • Twitter Followers (buat yg mau nambah followers)
  • Username : isi username facebook misal link profile anda https://www.facebook.com/ari.geo.37 maka isi susila10 saja
  • Username : isi username twitter misal @A_risMunandar maka isi A_risMunandar saja
  • CPC : isi saja dengan 9 biar cepet nambah subscriber / followers lalu klik save changes.


Jika ingin mencari points klik Free Points,dan pilih yang anda suka.




Tips dari saya : login setiap hari dan klik daily bonus untuk mendapatkan 100 points. 100 points bisa dapet 11 followers / subscribers. Bayangkan saja selama 10 hari bisa dapat 110 followers / subscribers

Saturday 26 April 2014

STRUKTUR SESAR

This summary is not available. Please click here to view the post.

Friday 25 April 2014

PETA GEOLOGI KAB. GUNUNGKIDUL, PROVINSI YOGYAKARTA

PETA GEOLOGI KAB. GUNUNGKIDUL, PROVINSI YOGYAKARTA

Download DISINI

PETA GEOLOGI BANTUL

Download DISINI

Geologi Zona Rembang




Geomorfologi
Zona ini meliputi pantai utara Jawa yang membentang dari Tuban ke arah timur melalui Lamongan, Gresik, dan hampir keseluruhan Pulau Madura. Merupakan daerah dataran yang berundulasi dengan jajaran perbukitan yang berarah barat-timur dan berselingan dengan dataran aluvial. Lebar rata-rata zona ini adalah 50 km dengan puncak tertinggi 515 m (Gading) dan 491 (Tungangan). Litologi karbonat mendominasi zona ini. Aksesibilitas cukup mudah dan karakter tanah keras.
Jalur Rembang terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk Antiklinorium yang memanjang ke arah Barat – Timur, dari Kota Purwodadi melalui Blora, Jatirogo, Tuban sampai Pulau Madura. Morfologi di daerah tersebut dapat dibagi menjadi 3 satuan, yaitu Satuan Morfologi dataran rendah, perbukitan bergelombang dan Satuan Morfologi perbukitan terjal, dengan punggung perbukitan tersebut umumnya memanjang berarah Barat – Timur, sehingga pola aliran sungai umumnya hampir sejajar (sub-parallel) dan sebagian berpola mencabang (dendritic). Sungai utama yang melewati daerah penyelidikan yaitu S. Lusi, yang mengalir ke arah Baratdaya, melalui Kota Blora dan bermuara di Bengawan Solo.
Stratigrafi
Menurut Sutarso dan Suyitno (1976), secara fisiografi daerah penelitian termasuk dalam Zona Rembang yang merupakan bagian dari cekungan sedimentasi Jawa Timur bagian Utara (East Java Geosyncline). Cekungan ini terbentuk pada Oligosen Akhir yang berarah Timur – Barat hampir sejajar dengan Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1949).

Monday 21 April 2014

SKALA WAKTU GEOLOGI


A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Skala waktu geologi adalah sistem penanggalan bumi yang dipakai untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah bumi. Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah Bumi. Tabel periode geologi yang ditampilkan di halaman ini disesuaikan dengan waktu dan tatanama yang diusulkan oleh International Commission on Stratigraphy dan menggunakan standar kode warna dari United States Geological Survey. Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap periode. 

2. Tujuan dan Manfaat
·         Mahasiswa mampu memahami dasar pembagian dan dasar penamaan skala waktu geologi
·         Mahasiswa mampu mengetahui skala waktu geologi dan peristiwa umum yang terjadi didalamnya

3. Batasan Masalah
Tulisan ini hanya membahas dasar penamaan skala waktu geologi



B. ISI

1. Dasar pembagian
Giovani Arduino (1970) mengusulkan pembagian skala waktu geologi menjadi 4 (empat), yaitu :
1.   

Thursday 17 April 2014

Letusan Toba tak seburuk yang di duga selama ini?



 
Letusan raksasa Gunung Toba yang terjadi 74.000 tahun lalu memicu perdebatan di kalangan ilmuwan. Perdebatan terutama berkisar tentang efek dari letusan gunung tersebut.





Studi terdahulu tentang Gunung Toba menyebutkan bahwa letusan 74.000 tahun yang lalu itu menyebabkan penggelapan langit dan menurunkan suhu bumi sebesar 10 derajat celsius selama setengah dekade. Antropolog pun mengatakan, letusan tersebut juga mempengaruhi proses evolusi manusia, menyebabkan fenomena yang disebut genetic bottleneck, suatu kondisi ketika populasi spesies tertentu terbunuh atau terhambat dalam bereproduksi.



Namun, studi yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan sesudahnya menyebutkan bahwa efek letusan Toba tak seburuk yang diduga. Berdasarkan hasil penelitian vulkanolog Stephen Self Open University di Milton Keynes, Inggris, dan pakar paleobiologi Michael Rampino dari New York University, AS, misalnya, penurunan suhu bumi hanya antara 3 dan 5 derajat celsius.

Wednesday 16 April 2014

Hydrogeology ( geohidrologi umum )

       Secara definitif dapat dikatakan merupakan suatu studi dari interaksi antara kerja kerangka batuan dan air tanah. Dalam prosesnya, studi ini menyangkut aspek-aspek fisika dan kimia yang terjadi di dekat atau di bawah permukaan tanah. Termasuk di dalamnya adalah transportasi massa, material, reaksi kimia, perubahan temperatur, perubahan topographi dan lainnya.

  • AIR TANAH
Definisi air tanah ialah sejumlah air dibawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978). Air tanah mengalir dari daerah yang lebih tinggi menuju ke daerah yang lebih rendah dan dengan akhir perjalanannya menuju ke laut. 
 
Untuk download file lengkap .pdf  download DISINI.

Tuesday 1 April 2014

Notebook Hardware Control (Download Gratis)


Notebook Hardware Control - Cara Mengontrol Hardware Notebook

Mengontrol Hardware dan menyettingnya bagi sebagian orang merupakan hal yang sangat membosankan,akan tetapi jika sobat ketahui,jika tepat settingannya,akan dapat berbagai keuntungan,contohnya : jika sobat menyetting kecerahan layar lcd,maka daya tahan baterai notebook sobat akan bertahan lama.

Untuk melakukan itu,sobat bisa menggunakan software ini dan sobat bisa dengan mudah mengontrol dan menyetting hardware dari notebook,software ini tidak hanya mendukung processor intel saja tapi juga AMD.



Berikut keuntungan yang sobat bisa dapatkan pada software ini:

  • Mengontrol perangkat keras dan sistem manajemen daya menjadi sangat mudah, bahkan bagi orang yang awam soal hardware.

SpeedFan - Software gratis mempercepat kipas CPU

Unik dan hebat!! Itulah salah satu kelebihan dari program yg saya ingin bagikan ke kaliand2 semua ini. Program ini dapat mengkontrol kecepatan kipas yag terdapat di dalam CPU komputer ato pun laptop. Selain itu juga program ini juga dapat mengatur temperatur suhu di dalam komputer lho...!!! Hmmm.,, seru ‘kan??

SpeedFan namanya!!! SpeedFan adalah sebuah program ato software gratis yang memantau kecepatan kipas dan temepatur2 di dalam komputer. Kita bisa mengaturnya sendiri, misalnya kita ingin mengatur kecepatan kipas cpu ato temperaturnya.

Tidak hanya ito loch kelebihan SpeedFan. SpeedFan bisa juga mengakses data dan temperatur2 daripada S.M.A.R.T. HD (jika memungkinkan)!!

Utk mendapat program ini, klik DISINI untuk mendowloadnyua!!!

Thx yaw.. heheh..!!! :)

CARA DAPAT DOLLAR DARI ADF.LY BANYAK $/HARI 100% working 2014

Assalamu'laikum wr.wb
        Kali ini saya akan share tentang bagaimna cara mendapatkan $25/hari bayangkan kalo seminggu berapa pendapatan kita dengan adf.ly , namun tak semudah kelihatannya adf.ly merupakan layanan inovatif yang memungkinkan Anda untuk mendapatkan uang dari setiap pengunjung dengan cara menyingkat Link,
       untuk bisa payout kita harus mencapai minimal 5$ untuk 10.000 Pengunjung, tidak mungkin kan kita mendapatkan pengunjung 10.000 setiap harinya kalau tidak Traffic blog kita tinggi, maka dari itu saya berusaha untuk mencari-cari Bagaimana kita dapat 10.000 pengunujung setiap harinya. akhirnya semua itu terjawab Setelah saya menemukan sebuah software Adf.ly Bot Auto Clicker.
inilah sebuah software Hack yang luar biasa, Bukti pembayaran Adf.ly
Kalau Belum Daftar silahkan DAFTAR DISNI
Untuk downloa softwarenya ! Klik disini.
Untuk Proxienya silahkan ! klik disini

Semoga Software ini bermanfaat, Terimakasih banyak !

SALAM SUKSES YA

Friday 26 April 2013

Cara Olah Marquee

Untuk membuat tulisan berjalan atau Marquee ini sebenarnya sangat mudah. Kali ini kita akan mencoba membuat beberapa jenis marquee, agar lebih banyak variasi yang bisa anda pilih. Terlebih dulu kita akan belajar membuat kodenya, lalu belajar cara memasangnya pada blog....

Kode dasar untuk membuat marquee atau teks berjalan adalah....

 <marquee>TULISAN YANG AKAN BERGERAK</marquee>

Kode di atas akan terlihat seperti ini:
TULISAN YANG AKAN BERGERAK
 

Tapi selain kode di atas ada beberapa tambahan kode yang bisa anda berikan untuk membuat variasi dari marquee. Di bawah ini kita akan berikan kodenya dan sekaligus mempraktikkan marquee tersebut....

kode scrolldelay="angka" digunakan untuk mengatur jeda dalam milidetik, jadi untuk jeda 1 detik masukkan nilai 1000
Contoh kode marquee:

<marquee scrolldelay="500">RUNNING TEKS DELAY 0,5 DETIK</marquee>
Hasilnya akan terlihat seperti di bawah ini:
RUNNING TEKS DELAY 0,5 DETIK

Thursday 25 April 2013

Even Drag @Kudus


Pertarungan para pe-drag di ajang TDR Racing International Drag Bike Championship 2013 seri pertama yang berlangsung di Kota Kudus, Jawa Tengah (21/4), akhirnya didominasi oleh Adi S Tuyul dari tim Anker Sport di kelas andalan. Dimana ia mampu memenangi kelas Matic Tune Up 155 cc dan 200 cc. Ia hanya kalah di kelas Super Matic Free For All 450 cc dari Imam Ceper yang unggul 0,038 detik.

Berikut Hasil Balap TDR Drag Bike Championship Seri 1 Kudus :
Bebek 4 Tak Tune Up 130 cc:
1. Ivan Bangun
2. Eko Chodox
3. Adi S Tuyul

Indoboclub

       Sebuah peluang bisnis online dimana semua kalangan bisa menggunakannya karena simple. dengan daftar geratis tanpa abyar sepeselpun, tak ada acara kirim-kirim uang melalui atm segala. cuma dangan konfirmasi melalui handfon selular saja. Buruan daftar dan segera agan-agan daftar di sini dan segera cetak uang di rekening bank anda setiap hari hanya di https://indoboclub.com/?ref=arisgeost

 

https://indoboclub.com/?ref=arisgeost